REFLEKSI
Di drama “The Story of Pandji” ini, saya mendapatkan peran sebagai David yang merupakan seorang bawahan dari Bella (Rosalie), direktur perusahaan entertainment besar di Indonesia. Di awal drama ini, David yang sedang mengutak-atik frekuensi radio tidak sengaja menemukan siaran dari Pandji Pragiwaksono (Jason). Setelah didengar-dengar kembali, suaranya sangat cocok untuk proyek yang sedang David kerjakan. Sosok Pandji ini begitu sangat totalitas dan mau bekerja keras walaupun itu hanya pekerjaan yang biasa. Lalu, si David pun mulai mencari cara bagaimana untuk menghubungi dia. Hari demi hari, minggu demi minggu, David pun masih tidak dapat menemukan nomornya. Padahal, Bella sudah mengingatkan dan terus memberi perpanjangan waktu dan menyuruhnya untuk segera memilih 1 dari 200 orang yang sudah mendaftar. Namun, David pun tetap menyangkal dan berusaha untuk mendapatkan Pandji ini, karena yakin kalau dia bisa. Akhirnya, David pun berhasil mendapatkan nomornya dan mulai merekrutnya. Setelah melihat kinerja Pandji yang dia lakukan dengan penuh kerja keras dan totalitas, Direktur Bella pun sangat bersyukur dan berterima kasih kepada David bahwa dia bisa mendapatkan Pandji ini.
Meskipun karakter sampingan, ada beberapa hikmah yang bisa saya petik dari tokoh David. Yang pertama, yaitu kita harus bisa bersabar. Ketika apa yang kita jalani ini susah, kita harus mengingat bahwa semua perjalanan akan memiliki akhirnya sendiri. Yang kedua, yaitu kita harus bisa berani dan percaya diri terhadap keputusan yang kita buat seperti David. David ini yakin bahwa ia pasti bisa mendapatkan Pandji, walaupun sudah berulang kali diingatkan oleh Direktur Bella untuk segera memilih 1 dari 200 orang yang telah mendaftar karena waktu yang sangat terbatas. Yang terakhir, bekerja keraslah dan jangan lupa untuk selalu berpasrah kepada Tuhan. Tuhan bisa melihat siapa yang bersungguh-sungguh dan pasti menjawab doa-doa serta permohonan kita. Buktinya di dalam drama ini, kehadiran Direktur Bella dan David yang menawarkan pekerjaan ini seolah-olah pemberian dari Tuhan bagi sudut pandang Pandji. Cukup dengan mengingat 3 kata simple ini, ora et labora, yang berarti berdoa dan bekerja. Artinya, semua usaha yang kita lakukan jika tidak kita iringi dengan doa yang kuat, maka hasilnya tidak akan maksimal, begitu pula sebaliknya.
Tentu saja, nilai-nilai di atas akan kurang jika tidak dilengkapi dengan penerapan sila-sila Pancasila. Kita harus juga bisa menerapkan sila-sila Pancasila ini di kehidupan sehari-hari kita agar hidup yang kita jalani semakin maksimal, seperti karakter Pandji ini. Dalam cerita “The Story of Pandji” ini, ia bisa menerapkan sila pertama dan kedua. Penerapan sila pertama pada cerita ini adalah karakter Pandji ini yang selalu berdoa dan pasrah kepada Tuhan, sedangkan penerapan sila keduanya adalah meskipun Pandji ini berada dalam kesusahan, ia masih sempat untuk memberikan sedekah bagi seorang anak yang sedang berjualan koran di tengah jalan atau karakter Dedek (Mike).
Kita harus sadar bahwa hidup itu adalah proses, proses yang tak akan bisa terulang kembali. Banyak sekali dari kita yang memiliki cita-cita yang tinggi dan bagus, tapi sayangnya kita hanya ingin menikmati hasil akhirnya saja, tidak mau prosesnya yang sangat berat untuk mencapai ke titik akhir tersebut. Kita boleh bermimpi setinggi langit, tetapi juga harus bisa totalitas dan bersedia untuk bekerja keras. Justru dari proses inilah kita yang membuat kita menjadi semakin kuat dan maju. Mengingat di masa ini kita belum bisa membeli waktu untuk kembali ke masa lalu, sejarah kita ini tidak dapat diubah. Maka dari itu, kita harus sesegera mungkin untuk mulai bekerja keras dan totalitas terhadap apapun yang kita kerjakan. Selalu ingatlah, bahwa apa yang kita lakukan saat ini akan menjadi sejarah hidup kita masing-masing, karena kita tahu kesempatan tidak akan datang kedua kalinya.
REFLECTION
In the drama “The Story of Pandji”, I got the role of David who is a subordinate of Bella (Rosalie), the director of a large entertainment company in Indonesia. At the beginning of the drama, David, who was fiddling with the radio frequency, stumbled across a broadcast from Pandji Pragiwaksono (Jason). After listening to it again, his voice was perfect for the project David was working on. Pandji’s figure is so total and willing to work hard even though it’s just an ordinary job. Then, the David began to look for ways how to contact him. Day after day, week after week, even David couldn’t find his number. In fact, Bella had warned and continued to give an extension of time and told her to immediately choose 1 of the 200 people who had registered. However, David still denied and tried to get this Pandji, because he believed that he could. Finally, David managed to get his number and started recruiting him. After seeing Pandji’s performance which he did with full of hard work and totality, Director Bella was very grateful and thanked David that he was able to get this Pandji.
Although a side character, there are some lessons that I can learn from David’s character. The first is that we must be patient. When what we are going through is difficult, we must remember that all journeys will have their own ending. The second is that we must be brave and confident in the decisions we make like David. David is sure that he will definitely be able to get Pandji, even though Director Bella has repeatedly reminded him to immediately choose 1 of the 200 people who have registered because time is very limited. Last but not least, work hard and don’t forget to always surrender to God. God can see who is serious and definitely answers our prayers and requests. The proof is in this drama, the presence of Director Bella and David who offer this job as if it was a gift from God for Pandji’s point of view. It is enough to remember these 3 simple words, ora et labora, which means to pray and work. That is, all the efforts we do if we are not accompanied by strong prayers, then the results will not be optimal, and vice versa.
Of course, the values above will be lacking if they are not equipped with the application of the Pancasila precepts. We must also be able to apply these Pancasila precepts in our daily lives so that the life we live is maximized, like this Pandji character. In the story “The Story of Pandji”, he can apply the first and second precepts. The application of the first precepts in this story is the character of Pandji who always prays and surrenders to God, while the application of the second precept is that even though this Pandji is in trouble, he still has time to give alms to a child who is selling newspapers in the middle of the road or the character of Dedek (Mike).
We must realize that life is a process, a process that cannot be repeated. There are so many of us who have high and good goals, but unfortunately we just want to enjoy the end result, don’t want the process to be very strenuous to get to that final point. We can dream as high as the sky, but we also have to be total and willing to work hard. It is precisely from this process that we make us stronger and more advanced. Given that at this time we cannot buy time to return to the past, our history cannot be changed. Therefore, we must as soon as possible to start working hard and totality towards whatever we do. Always remember, that what we are doing now will be the history of each of us, because we know the opportunity will not come a second time.
4 Comments
Aileen · February 10, 2022 at 5:24 pm
keren I like
Mimi · February 11, 2022 at 9:45 am
woww leyyy kerenn seee
Zeus · February 12, 2022 at 9:43 am
Kerenn se leyy
Zeus · February 12, 2022 at 9:44 am
Apikk leyy